Senin, 27 Juni 2016

Iblis itu sombong, Aku?

design by didik Nurhadi
Tulisan di kaos ini terpikirkan ketika sedang dalam kondisi serba merasa "kudu/harus" seperti pemikiranku. ngelihat orang bawa mobil ngawur lewat bahu jalan menggerutu "dasar goblok", denger orang klakson-klakson mobil bilang "tak tlindes, ku telindas pake slender" lihat tau proses ngawur langsung bilang "dasar sak penake dewe", ada ustadz yg salah sedikit dibilang ustadz karbitan,  pokoke dalam kondisi semua sistem dan lingkungan harus sesuai dengan pikiranku, apa yang kupikirkan itu yang paling benar. Tanpa mikir orang itu ngebu kenapa? apa ada keluarga yang sakit? kenapa orang itu tidak sesuai teori dan sistem? ya banyak hal lah.
Tetiba disuatu saat teringat sama si Iblis dengan segala kisahnya.
Iblis dulu merupakan salah satu mahluk yang diijinkan Gusti Allah untuk tinggal di syurga sampai suatu saat dikeluarkan dari surga. Kata Gusti Allah "turunlah kamu dari surga, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang yang hina" al A'raaf ayat 13.
terus apa sih yang menyebabkan kesombongannya itu, virusnya apa? ternyata di ayat sebelumnya dijelaskan kenapa dia tidak mau sujud ke Nabi Adam, ternyata dia merasa lebih baik dari Nabi Adam karena dia diciptakan dari api sedangkan Nabi Adam dari tanah.
Virus inilah yang kemudian dia bawa turun ke bumi, meracuni semua cucu Nabi Adam dengan virus ini, virus "Ana Khoirun minhu, saya lebih baik darinya.." virus yang tidak kita antisipasi bisa mengundang adzab dari Gusti Allah, karena barang siapa tidak merendahkan diri dihadapan Gusti Allah maka dia akan menghadapi azab.
Gusti Allah sebenarnya sudah memberikan latihan kepada kita untuk selalu merendahkan diri di hadapanNya yaitu melalui sujud dalam sholat. Tapi jika ada yang sholat tapi masih sombong kepada yang lainnya apalagi kepada Allah, maka dia belum memahami inti dari sujud itu sendiri. Sujud itu kan menaruh dahi di tanah tanda dari merendahkan diri. Bukankah substansi ibadah itu tadzallul, menghinakan diri.
Boleh jadi virus ini akan dipicu oleh beberapa hal ; ilmu yang tinggi, harta yang banyak, dan pengikut yang banyak. Lihat beberapa contoh ilmuwan yang karena ilmunya mengatakan bahwa dia tidak butuh Tuhan, apakah kita mau mengikuti mereka? kalau gak, ayo pergunakan ilmu pengetahuan kita untuk berbagi informasi dan pengetahuan kepada yang lain, jangan ilmu digunakan untuk menipu atau bahkan memperbodoh orang lain. karena sesungguhnya ilmu itu adalah salah satu jalan menuju ridho-Nya.
Sekarang soal harta, ayo dilihat lagi bagaimana berlebihannya qarun akan harta ini sehingga di diadzab oleh Allah, seberapa sering kita menghinakan orang karena harta. Menganggap orang miskin itu tidak lain adalaha bawahan kita, tidak pernah menhargai mereka. Belum lagi soal pengikut yang banyak. ahh masih banyak lagi penyebab virus ini menjalar menggrogoti jiwa dan keimanan kita.
Setiap penyakit ada obatnya, termasuk virus ini, insyaallah ada obatnya salah satunya "ndingkluk" orang yang bisa ndingkluk adalah orang yang bisa menghargai kebaikan sekecil apapun itu, dan dari siapa saja. ambil contoh ketika kita mau sombong dengan anak kecil, coba pikirkan lagi, meraka anak kecil itu insyaalllah belum kena dosa, masih murni lah kita?. klo mau sombong dengan orang yang sudah tua, lihat berpa banyak ibadah yang kemungkinan sudah pernah dia lakukan. melihat orang miskin, coba lihat usaha mereka membahagian keluarganya.
Akkhir kata, yukk mari selalu mengingatkan diri kita untuk selalu mawas diri, merendahkan di hadapan Allah. contohlah para kekasih Allah itu, bagaimana mereka begitu memanusiakan manusia dan begitu menghambakan diri kepada Allah.
Hidup hanya sekali, monggo dipilih hidup dengan penuh virus atau hidup sehat. Achyina bil chayatil ulama wa amitna bi mayyiti Syuhada, hidupkanlah kami sebagaimana kehidupan para ulama, dan matikan kami selayak kematian para syuhada.

Hasil ngobrol dengan ust Teguh Rachmanto

Wallahu a'lam bishowab.. 

cak S

cerita selengkapnya

Rabu, 08 Juni 2016

Pelajaran dari Sopir Truk


Sekitar sebulan yang lalu ketika akan masuk pintu tol bunder Gresik menemukan peristiwa yang hampir sama dengan gambar dari salah satu media (surabayaonline.com) yakni ada sopir truk yang tidur di bawah truk, namun yang kulihat lebih parah, karena beliau tidur tanpa alas di atas aspal. Begitu salah satu gambaran pengorbanan dari seorang ayah dalam menafkahi keluarganya. melihat peristiwa ini teringat bagaimana usaha Allahumghfirlah bapak dalam usahanya menfkahi keluarga. Terkadang juga tiba-tiba marah ketika melihat anak-anak lulusan sekolah yang mencorat-coret bajunya, apakah mereka pikir baju itu dibel tanpa uang, dan uang itu datang sendiri tanpa usaha? naudzubillah.
Dari peristiwa waktu itu kembali mengingatkanku ke masa lalu,dulu pernah dan sering nginep di hotel kuda laut(pom bensin/sppbu), dermaga, pelataran masjid, rumah warga, dan di bawah shelter BTS. Mengingat masa lalu dan yang sedang dilalui sekarang hanya satu kata "alchamdulillah". Mungkin ini salah satu cara Gusti Allah mengingatkanku untuk selalu bersyukur dengan menampilkan peristiwa-peristiwa yang kurang menyenangkan. Tips!, sering-seringlah bermain berkunjung ke lingkungan-lingkungan"minus", sering-seringlah ketemu orang fakir, sering-seringlah ketemu pekerja kasar, jangan hanya main ke mall, clubbing. seperti nasehat Kanjeng Nabi kalau soal dunia lihatlah ke bawah mu sedangkan kalau menyoal akherat lihatlah ke atasmu.
Ketika peristiwa ini kuceritakan ke seseorang, beliau memberi perspektif tambahan mengenai peristiwa ini tentang hak Allah dalam mengangkat derajat seseorang. Seperti dalam AlQuran bahwa Allah mengangkat derajat seseorang sesuai dengan kehedakNya sendiri.Namun, Gusti Allah pun pernah memberikan petunjuk salah satu cara bagaimana bisa menaikan derajat yaitu dengan Ilmu. Maka, ayo jangan sampai bosen mencari ilmu ya. Meskipun mencari ilmu itu berat, baik sisi biaya dan waktu namun itu bukanlah alasan untuk tidak mencarinya, karena dengan kemajuan teknologi sekarang maka akses ke ilmu lebih mudah dan cepat, tinggal kita mau apa tidak. Seperti kata Gus Mus, sekali kita berhenti mencari ilmu disaat itulah kita memulai kebodohan.
Mudah-mudahan Gusti Allah selalu merahmati kita dan menuntun kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur.

cerita selengkapnya