Jumat, 26 Agustus 2016

Snooze

Dicerita sebelumnya, kuceritakan tentang kegelisahan hati dan sedikit triks untuk mengatasinya. Lah pas membahas soal kegelisahan kok ya pas membaca surah terakhir di pada AlQuran yaitu surah anNas. Ternyata Gusti Allah sudah menyampaikan dalam firmanNya itu bahwa sudah menjadi kodrat manusia yang hatinya akan selalu dihinggapi oleh rasa gelisah dan hasutan untuk berpaling dari Allah, berpaling dari kenyataan bahwa Allah lah satu satunya yang mesti ditaati dan disembah dalam hidup ini bukan kekayaaan, kemewahan, kekuasaan atau ketenaran.

Hasutan itu akan terus muncul, kapan dan seberapa besar hasutan itu kita bisa jadi mengetahuinya atau karena begitu halusnya bisikan dan hasutan itu kita tidak pernah menyadarinya. Terkadang kita marah dan menyesal kepada keadaan yang membuat kita terhalang untuk beribadah. Kitapun mengutuk yang namanya iblis, setan, jin atau bangsa sejenisnya. Kita menganggap merekalah yang menjadi penghalang kita untuk beribadah kepada Allah.

Namun, malu rasanya diri ini ketika mengetahui kenyataan seperti tertulis di surah anNas tadi, bahwa sesungguhnya yang sering membisikkan hasutan hasutan tidak lain ada dua golongan yaitu dari golongan jin dan manusia. Loh apa iya? Ingat, tidak ada satu keraguanpun dalam alQuran. Jadi kenyataan ini adalah benar adanya. Mau bukti? Let’s go…
Sering banget aku pengen untuk bisa sholat malam, kepingin meniru kanjeng Nabi gitu. Sudah kuat niatku untuk sholat tahajud, karena sholat tahajud dilakukan di malam hari dan setelah bangun tidur, maka hal yang terpenting adalah bagaimana bangun tidur tepat waktu sholat tahajud. Usaha yang dilakukan salah satunya adalah dengan setting alarm di handphone pada waktu tertentu. Setelah alarm itu berbunyi, apa yang kulakukan? Paling sering adalah tap di layarnya untuk mengaktifkan snooze..setelah tertunda lagi alarmnya, apa yang kulakukan, ya snooze lagi sampai akhirnya matilah alarm itu dan terlewatlah waktu sholat tahajud, malah terkadang lewat jugalah waktu berjamaah sholat subuh. Adakah pemirsa pernah mengalaminya? Insyaallah pemirsa jauh lebih baik dari aku.

Snoozing alarm ini adalah sebagai salah satu bentuk dari hasutan untuk berpaling meghadap Allah yang dibisiki oleh manusia, bukan manusia lain tetapi aku sendiri. Betapa sering aku membisiki hati dan otakku “nanti saja..masih jam 2 pagi, setengah jam 10 menit lagi deh..setengah jam lagi deh” atau “jangan bangun dulu, kamu baru tidur jam 11 malam, besok capai loh” atau denganredaksi bisikan yang lain, yang intinya adalah usah untuk menghambat, menghalangi tubuh ini untuk beribadah kepadaNya. Aku sendiri yang membatasi,l otakku sendiri yang menghalangi, ini loh otakku yang bicara, ini loh hatiku yang menyuruh. Entah ini keluar langsung dari hati atau otakku atau dari bisikan setan, tapi yang jelas, otakkulah yang menyuruh tubuh ini untuk menunda waktu sholat.
Itu masih contoh dalam hal sholat malam, berapa banyak rupiah yang batal kita donasikan ke kaleng masjid, yatim piatu dan fakir miskin karena merasa masih merasa belum kaya, belum cukup, belum sukses dan belum mulia. Berapa sering kekhawatiran bahwa kita tidak akan tercukupi kebutuhan kita ketika kita akan menjariahkan harta kita? Kita menunda infak karena takut besok tidak bisa makan, padahal stock makanan dan dollar masih melekat erat di rekening kita. Kita menunda berziarah ke haromain karena takut tidak bisa menikmati sunset di bali, wahana Disneyland ataupun salju di pegunung Alpen. Berapa sering pula kita menunda waktu sholat kita hanya karena meeting, kerjaan belum kelar, dipanggil bos ataupun yang lainnya?

Siapakah sekarang setannya? Kita atau bangsa jin itu?
Bisa jadi penundaan yang kita lakukan tadi ada porsi bisikan dari golongan jin, tapi sampai kapan kita akan membiarkan mereka menguasai hati dan pikiran kita. Tidak ada kata lain, selain kita harus melawan mereka. Seperti kata pejuang Negara ini dulu..Merdeka atoe Mati!!!! Dengan semangat kemerdekaan ini mari kita lawan terus menerus rongrongan penjajah setan ini dengan selalu berbuat baik, belajar untuk terus menjadi baik dan berusaha menjadi lebih baik setiap saatnya. Layaknya perjuangan kemerdekaan dulu, harus semangat dan tidak boleh berhenti berjuang. Dan seperti halnya kemerdekaan Indonesia, maka kemerdekaan atas hasutan jahat ini tidak bisa kita raih tanpa bantuan dari Gusti Allah, sudah seyogyanya kita harus jauh lebih gethol dan sering memohon perlindungan dan bantuan dari Allah Swt.  Sebagaimana pernah dikisahkan oleh sayyidtina Aisyah, Sesungguhnya apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin merebahkan tubuhnya (tidur) di tempat tidurnya setiap malam, beliau mengumpulkan ke dua telapak tangannya, kemudian beliau sedikit meludah padanya sambil membaca surat “Qul Huwallahu Ahad” dan “Qul A’udzu bi Rabbin Naas” dan “Qul A’udzu bi Rabbil Falaq,” kemudian (setelah itu) beliau mengusapkan ke dua telapak tangannya ke seluruh tubuhnya yang dapat beliau jangkau. Beliau memulainya dari kepalanya, wajahnya, dan bagian depan tubuhnya. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali. Kanjeng Nabi Muhammad mengajari kita kebiasaan untuk berdoa memohon perlindungan Allah dari segala hasutan. Karena hanya dengan bantuan, dan kasih sayang, dan rahmatNyalah kita bisa menaklukan penjajahan hati ini..Semoga kita akhirnya bisa merdeka dan meraih kemenangan, semoga Gusti Allah selalu membantu dan merahmati kita. Merdeka!!

Diilhami mauidzoh by Gus Muqarrobin, semaan MANTAB jumat kliwon

Wallahu a’lam bishowab..
Bandara Halim perdana Kusuma Djakarta
22 Agustus 2016

Cak S
cerita selengkapnya

Hati yang Terkoyak

Beberapa hari dan bulan yang lalu ada rasa gelisah yang terus melanda, banyaknya kekhawatiran yang ada membuat tubuh ini dipenuhi kebingungan untuk menemukan sesuatu yang pas untuk dilakukan. Akibatnya sering timbul emosi yang meletup, prasangka, beberapa kecemburuan dan sekian banyak ke egoisan yang muncul. Sepertinya ada yang salah..mungkinkah hatiku sudah mulai rusak? Bisa jadi kondisinya seperti gambar di atas…remuk
Gambar di atas itu sebenarnya gambar organ hati manusia, sebuah organ vital dengan berat rata-rata 1.5 kg yang ada di dalam tubuh kita. Jika melihat dari berat rata-ratanya hati ini boleh dibilang sangat kecil dibandingkan dengan seluruh berat tubuh kita. Namun jangan salah, meskipun kecil jangan anggap remeh fungsi dari hati ini karena organ inilah yang diciptakan oleh Allah untuk menyaring semua racun dalam tubuhu ini. Bukan hanya itu, organ yang satu ini juga mempunyai fungsi-fungsi lain yang tidak kalah penting, seperti :
1. memproduksi empedu yg akan digunakan untuk mengolah memecah lemak dr makanan, shg usus bisa menyerap kolesterol dan vitamin, termasuk vit K yg penting untuk pembekuan darah.
2. Mengurai protein makanan agar bisa diolah dan diserap.
3. Metabolisme bilirubin
4. Mengurai karbohidrat
5. Menyimpan vitamin dan zat besi.
6 . Filter zat zat tertentu dari dalam darah agar tidak terakumulasi dan menimbulkan kerusakan.

Bayangkan saja bila hati ini tidak bekerja sebagaimana mestinya, tentu saja tubuh ini akan cepat rusak karena racun-racun baik yang dari luar atau dalam tidak ada yang ngopeni sehingga tentu saja akan sangat mengganggu fungsi kerja tubuh ini. Belum lagi jika lemak karbohodrat dan protein menumpuk, vitamin K kurang sehingga terjadi kelainan pembekuan darah. Bisa juga sel darah merah yang sangat dibutuhkan untuk mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh akan terhambat pembentukannya karena hati tidak mau mengolah yang namanya zat besi. Ngeri kan? Makanya ayo kita jaga. Menjaganya sebenarnya tidak sulit kok cukup dengan asupan nutrisi serta istirahat. Biarkan hati bekerja dengan normal jangan terlalu ringan serta jangan terlalu berat.

Eitss..
Maaf untuk kali ini tidak akan bercerita soal organ hati ini, tapi hati yang lain..Hati yang lain
? iya hati dalam perspektif lain yaitu hati sanubari yang ternyata letaknya tidaklah di dalam organ hati manusia namun ada di dalam alam bawah sadar. Hati atau jiwa ini kalau di bahas mungkin bisa akan sangat panjang sebab teori yang menjelaskan jiwa ini sangat banyak dan sudah sangat lama dibahas dikalangan para cendikia. Sebut saja mulai jaman Plato, Aristoteles dengan teori anima nya. Atau teori dari psikoanalisanya freud yang menyatakan bahwa sejak diciptakannya jiwa sudah mengandung nilai baik dan buruk. Atau mungkin juga teorinya carl gustav Jung melalui faham transpersonalnya yang menyatakan bahwa manusia terlahir dalam keadaan suci hamper sama yang pernah disampaikan oleh Ibnu Sina dan para cendekia muslim lainnya.
Untuk detail mengenai jiwa insyaallah nanti akan kami ceritakan terpisah saja ya…tapi yang jelas, jiwa/hati manusia yang awalnya tercipta dalam kondisi suci dan bersih tadi bisa menjadi tetap bersih atau malah menjadi sangat kotor dan rusak. Semua itu tergantung kepada apa yang kita isikan ke hati kita tadi. Informasi tentang ketuhanan atau lebih banyak informasi dan sifat kesetanan atau kehewanan. Semua yang kita masukkan ke jiwa inilah yang bisa mewarnai hati dan jiwa kita. Monggo silahkan dipilih mau warna apa. Hati yang awalnya suci bersih ini ketika terus menerus dimasuki oleh sifat-sifat seperti Ujub, riya’, takabur, suudzon, hasut dengki dan kawan-kawanya bisa jadi akan semakin cepat rusak dan berpenyakit. Jika jiwa ini sakit, kemungkinan besar kita akan mengalami ketersesatan hidup karena kompas kita, barometer kita, rusak tidak bisa menunjukan arah yang benar. Kita tidak mau dong asset berharga kita rusak begitu saja. Nah, sebenarnya mbah-mbah kita dulu sudah pernah menyiapkan pencegahannya, salah satunya Sunan Bonang melalui syiiran yang beliau tuliskan, syiir yang sering kita dengar dilatunkan di surau, langgar, musholla ataupun masjid.  Syiiran tersebut kurang lebih berbunyi :

Tombo ati iku limo perkorone
Kaping pisan moco Qur’an lan maknane
Kaping pindho sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat weteng iro ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo biso ngelakoni
Mugi-mugi Gusti Allah nyembadani

Kalau diartikan ke bahasa Indonesia, syiir karangan sunan Bonang atau raden makdum Ibrahim ini sebagai berikut:
1. Membaca AlQuran dan menghayati maknanya
Ayat pertama yang diwahyukan adalah perintah membaca, maka menjadi sangat penting bagi kita untuk membaca apalagi membaca AlQuran yang tidak terdapat satupun keraguan di dalamnya. AlQuran sendiri diturunkan salah satu fungsinya adalah sebagai syifa' atau obat bagi manusia, sebagaimana yang disebutkan dalam surah al israa ayat 82 “Dan Kami turunkan dari Al Quran (sesuatu) yang menjadi penawar  dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al Quran itu) hanya akan menambah kerugian.” Termasuk di dalamnya obat untuk penyakit hati di atas.
Meskipun membaca AlQuran tanpa mengerti maknanya juga mendapatkan pahala, jangankan gitu, senang mendengarkan orang membaca Quran loh diberi pahala. Namun di syiirnya sunan Bonang selain menganjurkan membaca AlQuran juga dengan menghayati maknanya.
Belakangan banyak sekali yang membaca AlQuran nya dengan suara dan lagam yang bagus, banyak juga yang bisa menghafalkannya bahkan sampe menjadi acara kompetisi di tv atau dimana-mana. Disatu sisi lain ada juga ketakutan akan kenyataan bacaan AlQuran hanya sampe ditenggorokan tidak bisa menembus sanubari. Disinilah penghayatan akan kandungan dari setiap ayat menjadi sangat diperlukan. Kenapa diperlukan? Ya untuk mengeluarkan dan medapatkan cara menemukan penawar dan rahmat yang terkandung di dalamnya sebagaimana disebutkan dalam surah al israa tadi. Cobalah kita lihat dan hayati satu persatu ayat alQuran insyaallah disitu akan ditemui berbagai kisah, dan contoh yang akan membawa kita ke jalan yang benar. Jika ingin cara bersabar bisa dibaca di surah yusuf, kalau ingin belajar ketabahan juga bisa meniru Nabi Nuh, jika pengen tau soal qiyamat silahkan baca surat waqiah, pengen tau bagamana mendidik anak bacalah surah al luqman, peengen tau bahaya rakus bacalah at takatsur, kisah tentang orang tamak, sombong, ujub serta hukumannya semuanya ada di dalam alQuran. Dan semua itu bisa kita temukan jika kita mau membaca alQuran, kemudian semua kisah itu akan menjadi pelajaran berarti jika tidak hanya kita baca tetapi juga kita pahami dan hayati..

2. Menjalankan Sholat Malam
Setiap malam kanjeng Nabi itu menghidupkan malamnya dengan beragam ibadah, dan salah satu ibadah yang rutin beliau lakukan adalah sholat tahajud, yang di artikel sebelumnya disebutkan beliau sholat sampe bengkak kakinya. Shalat tahajud adalah sholat sunnah yang dibadikan dalam alQuran salah satunya adalah di surah al Israa ayat 79 – 81 “Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji[79].Dan katakanlah (Muhammad), "Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku)[80]. Dan Katakanlah, "Kebenaran  telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap[81]. Kalau dilihat dari terjemahan di atas, shalat tahajud bisa menempatkan yang melakukannya dengan ikhlas ditempat yang terpuji. Bagaiamana kita bisa mencapai tempat yang terpuji tersebut adalah hanya dengan pertolongan Allah, dengan jalan apa? Dengan jalan mengetahui mana yang hak dan mana yang batil, mana yang benar dan mana yang salah serta pertolongan kekuatan dan rahmat untuk bisa menjalankannya. Coba tengok do’a setelah sholat tahajud yang biasa dipanjatkan, disitu isinya mengakui dan memuji Allah dengan semua kuasanya serta permintaan akan pertolongan dan rahmat Allah. Kalau kita sudah terbiasa mengetahui, memuji dan memohon kepada Allah dengan penuh ke-ndingluk-an atawa tawadlu insyaallah kita akan terhindar dari kesombongan.

3. Berkumpullah dengan orang sholeh
Manusia memang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna, namun terkadang banyak perilaku dan kejadian yang akhirnya membuat manusia lalai dalam menjalankan misinya sebagai khalifah di bumi ini. Dua sifat yang melekat pada manusia adalah salah dan lupa. Dan ketika salah dan lupa itu melanda ada dua kemungkinan, kita bisa menemukan kesalahan itu sendiri atau tidak. Terkadang kita juga lupa apa yang sebaiknya dilakukan dalam hidup ini. Berkumpul dengan orang shalih, orang yang dengan kadar keilmuan yang tinggi dan kadar ibadah yang tinggi juga, mungkin bisa menjadi salah satu cara untuk mengoreksi diri kita. Keterbatasan ilmu pengetahuan kita bisa jadi menjadi penyebab ketidaktahuan kita terhadap segala kesalah dan dosa kita baik kepada Allah maupun kesalahan kepada manusia lainnya. Kurangnya ibadah juga bisa membuat hati kita begitu tertutup akan petunjuk-petunjuk yang sebenarnya diberikan oleh Allah kepada kita agar hidup selamat dunia dan akherat.
Keberadaan orang sholeh ini sangat penting untuk mengatasi hal-hal demikian. Maka menjadi penting untuk sering bergaul dan berkumpul dengan orang sholeh, setidaknya kita menjadi termotivasi untuk menjadi lebih baik, karena insyaallah orang sholeh tersebut tidak akan menjerumuskan kita ke hal-hal yang sesat.

4. Betah menahan lapar
Betah menahan lapar ini tidak ada hubungan langsung ke diet melainkan ke puasa. Iya puasa. Ibadah yang satu ini sungguh istimewah, salah satu keistimewaan ibadah ini dibandingkan dengan ibadah yang lain adalah dalam kedudukannya dihadapan Allah. Kalau ibadah lain itu diaturkan untuk hamba, sedangkan puasa itu untuk Allah, sehingga pahala dari puasa hanya Allah sendiri yang mengetahuinya.
Ibadah yang sangat rahasia, sehingga yang tau tentang ibadah ini hanya yang menjalankan dan Allah.
Ada banyak sekali jenis puasa, ada puasa wajib yaitu puasa bulan Ramadhan dan puasa sunnah. Puasa sunnah sendiri beragam macamnya, puasa senin kamis, Daud, ayamul bydh dan masih banyak lagi macamnya. Apapun jenis puasanya ada satu persamaan yaitu menahan lapar dari fajar hingga Maghreb. Lapar yang ditahan selama itu tidak lain sebagai bahan pelajaran untuk menaklukkan nafsu sebagaimana disebut bahwa perang melawan hawa nafsu ini jauh kebih berat dibandingkan dengan perang badar. Latihan yang terus menerus bisa jadi menjadi kunci bagaimana menaklukkan si nafsu ini. Sifat nafsu sendiri seperti energy, sangat susah dimusnahkan, namun energy bisa  diubah ke bentuk yang lain, makanya yang bisa dilakukan adalah mengalihkan nafsu tersebut menjadi hal-hal yang lebih berguna, nafsu makan dialihkan menjadi energy untuk berbagi ke sesama, nafsu melihat sesuatu yang tidak baik dialihkan menjadi semangat untuk mebaca ayat-ayatNya, nafsu menggunjing seseorang dialirkan menjadi tenaga untuk saling menyampaikan nasehat dan informasi-informasi yang baik dan berguna. Nafsu marah bisa dialihkan ke energy untuk saling menyayangi dan menjaga. Dibalik semua energy yang dikandung dalam pelaksanaan ibadah puasa tadi terdapat juga energy lain yaitu energy untuk merasakan bagaimana menjalani hidup ini dengan segala keterbatasan. Kehidupan yang kita jalani sekarang bisa jadi jauh lebih baik dibandingkan dengan manusia lain yang masih harus menanggung kelaparan saben saat. Disaat itulah diharapkan timbul rasa syukur dan cukup, sehingga kita tidak lagi bernafsu menumpuk-numpuk harta, tidak lagi rakus.

5. Memperbanyak dzikir pada malam hari
Kata dzikir ini kalau diartikan secara gampang adalah "mengingat". Apa sih yang mesti diingat sampai sampai di AlQuran disebutkan bahwa yang bisa membuat hati menjadi tenang tidak bergejolak itu adalah Dzikir? Tentunya bukan mengingat akan berapa banyak rupiah di rekening kita, berapa meter luas tanah kita, dan tentu bukan masalah kerjaan kita serta berapa jauh kita pernah berpetualang menjelajahi bumi ini.
Mengacu pada kalimat dzikir yang sering dibaca atau didengar, jawaban dari pertanyaan di atas mengenai apa yang bisa membuat hati adem adalah dengan mengingat kebesaran, kesucian, kebaikan serta yang paling penting adalah mengingat KeEsaan Allah swt. bukan deadline pekerjaan bukan nota dinas bukan juga omelan atasan.
Coba bayangkan ya, ketika kita disatu posisi menganggap begitu hebatnya karya atau pekerjaan yang telah kita lakukan, kemudian bandingkan dengan  melihat ke alam sekitar, rasakan keindahannya, resapi(subchanallah) tidak ada apa-apanya kita dengan semuakeindahan yang telah diciptakan oleh Dzat Yang Maha Suci itu.
Ketika kita merasa begitu miskin, kekurangan, terhimpit berbagai masalah, ingatlah hidung kita masih bisa menghirup oksigen, sel darah kita masih bisa menyalurkan oksigen itu keseluruh bagian tubuh, oksigen yang masuk nyampe juga ke otak, sehingga kita masih bisa berpikir dan hidup. Nikmati ceriahnya hari dan hangatnya mentari dengan tubuh kita. Masihkah kita tidak mengucapkan (alchamdulillah)? Kurang? Bagaimana dengan tidur nyenyak di rumah kita, bagaimana kita tidak kehujanan di jalan karena kita mengendarai mobil, bagaimana dengan gaji yang kita terima saben bulan, bagaiamana dengan hasil pertanian, perkebunan atau segala usaha kita, bagaimana kita bisa tertawa bersama anak dan keluarga kita, bagaiamana dengan makanan dan minuman yang sering kita santap, sudahkah kita mengucapkan terimakasih kepada Dia Yang Maha Pemberi dan Pemurah, sudahkah kita mengingat dan berdzikir, mengucap…Alchamdulillah
Disaat semua semua kebahagiaan semua keingan tercapai terkadang kita lupa, yang ada kesombongan, mengkerdilakan yang lainnya entah lewat harta, lewat kuasa, ataupun lewat kedudukan yang telah kita capai, sampai naudzubillah mindalik mengucapkan ini loh AKU. Segeralah melihat ke langit angkasa sana lihatlah semua planet, satelit yang ada di sana, lihatlah ke awan, lihatlah ke bulan dan bintang. Kemudian lihatlah ke lautan dengan segala isinya, gunung dengan segala kegagahannya, padang pasir, rerumputan, hutan dan segala yang merambat, merayap, berlari, terbang di bumi ini. Semuanya hanya diatur, dibangun oleh satu Dzat, Dzat Yang Maha Agung, Dzat Yang tidak pernah kesusahan untuk mengatur bumi dan langit beserta isinya. Allahu Akbar..Allahu Akbar..Silahkan sombong kalau memang kita sudah lupa akan semua kenyataan itu, selahkan berbangga jika kita sudah lagi tidak mengingat semua kebesaran itu.
Sejak kita dilahirkan sampai sekarang ini, berapa banyak sih kepala kita taruh bersujud di hadapannya? Lebih banyak mana dengan jumlah rakaat yang kita lalaikan, berapa banyak yatim piatu dan fakir miskin kita telantarkan disaat kita sibuk mengisi rekening dan perut kita. Atau mari kita sebutkan dan ingat dosa kita masing-masing, ayo kita mulai dari yang kecil sampai yang besar, ingatlah niscaya jiwa ini tidak akan bisa menanggung semuanya, dan hanya dengan mengharapkan ampunanNyalah jalan untuk kembali ke harkat martabat kita sebagai manusia. Mengingat semua dosa dibarengi dengan mengingat sifat pemaaf Yang Maha Memaafkan adalah sebentuk dari kalimat dzikir Astaghfirullah…
Hidup ini akan terasa hampa tanpa sinaran agama, pernahkah kita mengingat bagaimana bisa agama ini sampai ke kehidupan kita, tentulah karena satu orang, manusia biasa yang sangat luar biasa yaitu Kanjeng Nabi Muhammad saw yang telah dengan begitu sabar dan lembut memberikan suri tauladan bagaimana kita menjalani kehidupan di dunia yang fana ini dan bagaimana kita mempersiapkan untuk kehidupan akherat kelak. Seorang hamba Allah yang rela dengan ikhlas mengorbankan seluruh yang ada di dirinya untuk umatnya. Kalau kita baca lagi sejarah betapa beliau ikhlas menjalankan perannya sebagai seorang  Rasul, lihatlah betapa beliau dihina dengan dilempari batu dan kotoran, betapa nyawa beliau terancam pada saat akan hijrah dan lihat lah semua perjuangan beliau lewat perang-perang yang beliau lakukan bersama para shabat tidak lain hanya untuk menyampaikan kalimat “laa ilaha illa Allah” sehingga bisa didengar di seluruh penjuru bumi hingga nanti hari akhir. Pengorbanan tiada akhir yang sampai menjelang wafatnya beliau masih mengingat umatnya. Tidak hanya di dunia ini, syafaatnya lah yang kita tunggu tunggu di kehidupan berikutnya. Mungkinkah kita akan mendapatkan syafaatnya kalau kita tidak pernah menjalankan sunnahnya dan kita tidak pernah mengucapkan salam kepadanya, atau lebih parahnya kita menganggapnya sebagai manusia biasa saja. Come on gaesss, Gusti Allah dan para malaikatNya saja mengucapkan salam kepadanya, pantaskah kita untuk membatasi mengucapkan salam kepadanya, seberapa pantas kita untuk tidak bersholawat atasnya, gak kan? Untuk itu mari kita selalu ingat, berdzikir dengan bersholawat kepadanya. Allahumma Sholli ‘ala sayyidina Muhammad..
Dan puncak dari segala kehidupan ini adalah sampai diakhir hayat kita tetep bisa ingat, iman, dan melaflakan la ilaha illa Allah. Sebuah kalimat yang berarti penyerahan secara total kepada Allah, ndingkluk se ndingklukn-dingkluknya. Sebuah kalimat yang mengindikasikan kehambaan kita kepadaNya. Jika, kalimat ini bisa terpatri dan menyebar ke seluruh sel dalm tubuh ini, nisacya kita akan menjadi pribadi agung.
Tentu lafal dzikir tidak hanya yang tersebutkan di atas, masih banyak dan banyak lagi yang belum disebutkan, namun insyaallah intinya adalah sama yaitu bentuk ketidak mampuan kita serta permohonan, serta penyataan akan keagungan Gusti Allah Swt. Sunan Bonang dalam syiirnya ini mengatakan dzikir yang banyak tidak lain adalah untuk lebih menancapkan kalimat serta makna dzikir ini di sanubari dan otak kita. Bukankah otak itu laksana memory dalam sebuah perangkat elektronika. Memory yang akan menyimpan semua file yang diperlukan dalam melakukan sebuah proses logika. Bayangkan jika memory tersebut diisi dengan hal hal yang baik maka Insyaallah proses komputasinya akan menghasilkan perintah yang baik untuk dijalankan, begitu juga dengan tubuh ini, jika yang ada di otak dan pikiran kita lebih banyak yang baik maka Insyaallah perilaku kita menjadi baik. Ketika akan sombong ingat akan kebesaran Allah, ketika berputus asa ingat akan Allah Yang Maha Mengasihi, ketika akan menindas yang lain ingat akan kebesaran Allah. Begitulah ketika memory kita penuhi dengan dzikir kepadaNya yang Maha Kuasa.
Yang namanya dzikir tidak selalu dengan jalan melafalkan kalimat-kalimat thoyibah. Diharapkan dengan kebiasaan dzikir yang dilakukan oleh hati dan mulut akan memicu indra lain untuk bisa berdzikir kepada Allah. Melalui mata kita melihat ciptaanNya, ketika mata melihat itu diharapkan akan mengingat siapa Tuhan Maha Pencipta. Ketika mendengar deru ombak, lantunan ayat, lantunan sholawat ataupun kajian-kajian, kita, melalui telinga kita bisa mengingat kepada Gusti Allah yang Maha Adil. Bukankah soal pemanfaatan indra ini sudah pernah disinggung dan digaris bawahi di dalam alQuranul karim? Mari kita buka lagi al a’raff ayat 179 yang artinya kurang lebih ”Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.”
Loh Kok jadi panjang ya tulisannya…ya sudahlah, mohon maaf ya pemirsa…
Pada akhirnya semoga kita bisa Istiqamah melakukan lima perilaku di atas, sehingga ruang yang ada di alam bawah sadar kita, hati sanubari yang terdapat di dalamnya terpenuhi oleh kebaikan. Layaknya doa setelah sholat witir mari kita selalu memohon hati yang khusuk, hati yang bisa mengarahkan tubuh ini untuk beribadah kepadaNya, hati yang bisa membuat kita selalu tawadlu ndingkluk. Ya Muqallibal qulub tsabbit qalbi 'ala dinika - wahai Dzat yang membolak balikan hati, tetapkanlah hatiku atas agamaMu (doa takhiyat akhir).

Wallahu a'lam bis showab
Cak S
cerita selengkapnya

Selasa, 09 Agustus 2016

Rakus



Masih ingatkah atau pernah dengar khutbah dari Ibn azZubair suatu hari di Mekah? Lah kalau belum pernah dengar atau sudah lupa, begini kurang lebih isi dari khutbahnya “Hai manusia ! Nabi sering mengatakan , " Jika anak Adam diberi lembah penuh emas , ia akan senang untuk memiliki kedua , dan jika ia diberi yang kedua , ia akan senang untuk memiliki ketiga, untuk apa-apa mengisi perut anak Adam kecuali debu . Dan Allah mengampuni orang yang bertobat kepada-Nya .” (Sahih al-Bukhari 6438)

Sebuah khutbah yang mantab kan? Dari hadits di atas secara tidak langsung tersirat salah satu sifat yang kemungkinan besar bisa menempel pada seorang manusia yaitu sifat merasa kurang. Ketika dia diberi lembah emas maka dia akan menginginkan yang kedua dan seterusnya. Hal ini juga sering kualami sendiri, yaitu merasa kurang akan apa yang ingin kumililki, punya motor pengen mobil, punya kamar pengen punya rumah, punya gaji 1 juta pengen 10juta, dan seterusnya. Sempat beberapa kali keinginan ini aku justifikasi sebagai sebuah kebenaran, kan enak kalau punya duit banyak, harta banya pasti bisa untuk membantu yang lain, tapi nyatanya setelah harta bertambah apakah niat baik untuk menggunakan harta tersebut terlaksana? Kebanyakan tidak, yang ada adalah menambah channel konsumtif ku, yang tadinya tidak perlu dibeli jadi dibeli, yang tadinya makan nasi bungkus jadi makan nasi dalam hot plate dan sebagaianya yang pada akhirnya seperti hadits di atas hanyalah untuk mengisi perut saja. Kalau kata salah seorang Guruku bilang Ahlul Buthun – ahli perut.

Kuajak dialog terus memoryku kira-kira kenapa kok bisa begitu? Ternyata sumbernya adalah keinginan, seperti kata bang Iwan Fals “keinginan adalah sumber penderitaan”..terus apakah kita tidak boleh berkeinginan atau bermimpi? Ya tentu boleh, tapi sejauh mana keinginan dan mimpi itu diset sedemikian rupa sehingga tidak menjadi sebuah penderitaan. Iya kalau penderitaan itu hnaya kita sendiri yang merasakan, karena tidak sedikit mimpi dan keinginan itu bisa juga membuat penderitaan bagi orang lain. Memang bisa mimpi atau keinginan itu bisa merugikan atau membuat orang lain menderita? Ya bisa saja, lihat saja berita-berita itu bagaiamana lingkungan dirusak hanya untuk membuat bangunan megah atau yang lebih aparah lagi dalam sebuah perusahaan karyawannya ditarget produksi ataupun jualan yang begitu besar sehingga banyak waktu yang terlewatkan, waktu dengan keluarga bahakan ada loh yang sampai waktu sholatnya terlewati dengan alasan masih ada pekerjaan. Ayo ada ga? Terus kalau sudah begitu siapa yang akan menanggungnya? Sampai meninggalkan sholat ya Allah…

Sayyidina Umar bin Khattab sering menasihati, “Cukupilah dirimu, niscaya akan lebih terpelihara agamamu dan lebih mulia dirimu.” Nah khalifah Umar saja suruh mencukupi diri. Iya bener, tapi kata yang dipilih “cukup” loh bukan “banyak” Karena di beberapa kisah yang lain sayyidina Umar ini, makanan yang tersedia di rumahnya hanya cukup untuk 1-3 hari loh. Kemudia yang jadi perdebatan dan pembingunan pikiran ya kata “cukup” itu. Setiap orang pasti punya definisi “cukup”, cukup untuk makan hari ini, cukup untuk 2 bulan atau cukup untuk 7 turunan? Loh…

Masalah cukup ga cukup dan keinginan yang berlebihan inilah yang terkadang akan membuat hati gelisah, pikiran kacau dan badan yang kurang sehat. Dan membuat banyak waktu yang terbuang, terutama waktu untuk melakukan kebaikan, baik itu kebaikan berupa ibadah kepada Allah atau kebaikan sesama manusia. Bukankah kanjeng Nabi pernah dawuh “ Ada dua berkah/kenikmatan yang sering manusia kehilangan/melupakan, yaitu kesehatan dan waktu bebas untuk berbuat baik”.

Untuk menghilangkan sifat kurang-kurang dan kurang tentulah bukan hal mudah, namun kita jangan berputus asa, karena jalan untuk menuju kehidupan yang lebih baik itu insyaallah terus terbuka selama kita mau berusaha dan dengan sangat ndingkluk memohon bantuan dan rahmat dari Gusti Allah. Salah satu trik dan jurus ampuh untuk menahan nafsu tadi adalah dengan bersyukur. Di artikel sebelumnya pernah kutuliskan salah satu bentuk bersyukur adalah meningkatkan ibadah kita kepada Allah. Bentuk syukur yang lain adalah dengan tidak menjadikan harta senagai satu-satunya parameter kekayaan. Cobalah dalam perkara harta melihatnya adalah ke bawah kepada orang-orang yang jauh di bawah kita. Ketika sering melihat ke bawah apa yang engkau rasakan? Bangga akan kekayaan? Kalau itu yang kita rasakan berarti ada yang salah dalam otak dan hati kita. Apakah iba dan bersyukur? Kalau itu yang kita rasakan mungkin masih ada secercah harapan. Namun iba saja tidak cukup, kasihan saja tidak cukup, seperti yang pernah dikatakan oleh pak pramoedya ananta toer rasa kasihan tanpa tindakan adalah bentuk kemanusiaan paling rendah. Nabi sebagai uswatun khasanah kita sudah memberikan contoh yang sangat mulia tentang berbagi sebagaiamana kisah dalam hadits tentang sahabat cHakim bin chizam berikut ini:

“Aku bertanya/meminta kepada Nabi ( untuk  uang ) dan dia memberi saya , dan sekali lagi saya bertanya/meminta kepadanya dan dia memberi saya , dan sekali lagi saya bertanya/meminta kepadanya dan dia memberi saya dan dia kemudian berkata , " Kekayaan ini adalah ( seperti ) hijau dan manis ( buah ) , dan siapa menerimanya tanpa keserakahan , Allah akan memberkati untuknya , tapi siapapun yang menerima/menyikapi dengan keserakahan , Allah tidak akan memberkati untuknya , dan dia akan menjadi seperti orang yang makan namun tidak pernah kenyang(puas) . dan atas ( memberikan ) tangan lebih baik dari yang lebih rendah tangan ( mengambil ) ."

Ya begitulah cara Nabi memberlakukan hartanya, yaitu berbagi dengan yang membutuhkan. Hati yang kaya insyaallah akan bisa menghambat sifat kerakusan yang ada dalam jiwa ini. Ijinkan di akhir tulisan ini, kutuliskan terjemahan salah satu pesan Allah dalam alQuran kitabNya yang mulia yaitu surah at Takaatsur


Bermegah-megahan(persaingan meningkatkan duniawi) telah melalaikan kamu,(1)
sampai kamu masuk ke dalam kubur.(2)
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),(3)
dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.(4)
Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,(5)
niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,(6)
dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin(pengelihatan yang sangat jelas dan yakin). (7)
kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).(8)



Semoga gusti Allah welas asih kepada kita dengan membantu menggerus dan menghancurkan sifat rakus kita, dan bisa menjadi hamba yang bersyukur..



Wallahu a’lam bisshowab…



Dharmawangsa square, Jakarta, 09 Agustus 2016

Cak S
cerita selengkapnya