Jumat, 26 Agustus 2016

Hati yang Terkoyak

Beberapa hari dan bulan yang lalu ada rasa gelisah yang terus melanda, banyaknya kekhawatiran yang ada membuat tubuh ini dipenuhi kebingungan untuk menemukan sesuatu yang pas untuk dilakukan. Akibatnya sering timbul emosi yang meletup, prasangka, beberapa kecemburuan dan sekian banyak ke egoisan yang muncul. Sepertinya ada yang salah..mungkinkah hatiku sudah mulai rusak? Bisa jadi kondisinya seperti gambar di atas…remuk
Gambar di atas itu sebenarnya gambar organ hati manusia, sebuah organ vital dengan berat rata-rata 1.5 kg yang ada di dalam tubuh kita. Jika melihat dari berat rata-ratanya hati ini boleh dibilang sangat kecil dibandingkan dengan seluruh berat tubuh kita. Namun jangan salah, meskipun kecil jangan anggap remeh fungsi dari hati ini karena organ inilah yang diciptakan oleh Allah untuk menyaring semua racun dalam tubuhu ini. Bukan hanya itu, organ yang satu ini juga mempunyai fungsi-fungsi lain yang tidak kalah penting, seperti :
1. memproduksi empedu yg akan digunakan untuk mengolah memecah lemak dr makanan, shg usus bisa menyerap kolesterol dan vitamin, termasuk vit K yg penting untuk pembekuan darah.
2. Mengurai protein makanan agar bisa diolah dan diserap.
3. Metabolisme bilirubin
4. Mengurai karbohidrat
5. Menyimpan vitamin dan zat besi.
6 . Filter zat zat tertentu dari dalam darah agar tidak terakumulasi dan menimbulkan kerusakan.

Bayangkan saja bila hati ini tidak bekerja sebagaimana mestinya, tentu saja tubuh ini akan cepat rusak karena racun-racun baik yang dari luar atau dalam tidak ada yang ngopeni sehingga tentu saja akan sangat mengganggu fungsi kerja tubuh ini. Belum lagi jika lemak karbohodrat dan protein menumpuk, vitamin K kurang sehingga terjadi kelainan pembekuan darah. Bisa juga sel darah merah yang sangat dibutuhkan untuk mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh akan terhambat pembentukannya karena hati tidak mau mengolah yang namanya zat besi. Ngeri kan? Makanya ayo kita jaga. Menjaganya sebenarnya tidak sulit kok cukup dengan asupan nutrisi serta istirahat. Biarkan hati bekerja dengan normal jangan terlalu ringan serta jangan terlalu berat.

Eitss..
Maaf untuk kali ini tidak akan bercerita soal organ hati ini, tapi hati yang lain..Hati yang lain
? iya hati dalam perspektif lain yaitu hati sanubari yang ternyata letaknya tidaklah di dalam organ hati manusia namun ada di dalam alam bawah sadar. Hati atau jiwa ini kalau di bahas mungkin bisa akan sangat panjang sebab teori yang menjelaskan jiwa ini sangat banyak dan sudah sangat lama dibahas dikalangan para cendikia. Sebut saja mulai jaman Plato, Aristoteles dengan teori anima nya. Atau teori dari psikoanalisanya freud yang menyatakan bahwa sejak diciptakannya jiwa sudah mengandung nilai baik dan buruk. Atau mungkin juga teorinya carl gustav Jung melalui faham transpersonalnya yang menyatakan bahwa manusia terlahir dalam keadaan suci hamper sama yang pernah disampaikan oleh Ibnu Sina dan para cendekia muslim lainnya.
Untuk detail mengenai jiwa insyaallah nanti akan kami ceritakan terpisah saja ya…tapi yang jelas, jiwa/hati manusia yang awalnya tercipta dalam kondisi suci dan bersih tadi bisa menjadi tetap bersih atau malah menjadi sangat kotor dan rusak. Semua itu tergantung kepada apa yang kita isikan ke hati kita tadi. Informasi tentang ketuhanan atau lebih banyak informasi dan sifat kesetanan atau kehewanan. Semua yang kita masukkan ke jiwa inilah yang bisa mewarnai hati dan jiwa kita. Monggo silahkan dipilih mau warna apa. Hati yang awalnya suci bersih ini ketika terus menerus dimasuki oleh sifat-sifat seperti Ujub, riya’, takabur, suudzon, hasut dengki dan kawan-kawanya bisa jadi akan semakin cepat rusak dan berpenyakit. Jika jiwa ini sakit, kemungkinan besar kita akan mengalami ketersesatan hidup karena kompas kita, barometer kita, rusak tidak bisa menunjukan arah yang benar. Kita tidak mau dong asset berharga kita rusak begitu saja. Nah, sebenarnya mbah-mbah kita dulu sudah pernah menyiapkan pencegahannya, salah satunya Sunan Bonang melalui syiiran yang beliau tuliskan, syiir yang sering kita dengar dilatunkan di surau, langgar, musholla ataupun masjid.  Syiiran tersebut kurang lebih berbunyi :

Tombo ati iku limo perkorone
Kaping pisan moco Qur’an lan maknane
Kaping pindho sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat weteng iro ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo biso ngelakoni
Mugi-mugi Gusti Allah nyembadani

Kalau diartikan ke bahasa Indonesia, syiir karangan sunan Bonang atau raden makdum Ibrahim ini sebagai berikut:
1. Membaca AlQuran dan menghayati maknanya
Ayat pertama yang diwahyukan adalah perintah membaca, maka menjadi sangat penting bagi kita untuk membaca apalagi membaca AlQuran yang tidak terdapat satupun keraguan di dalamnya. AlQuran sendiri diturunkan salah satu fungsinya adalah sebagai syifa' atau obat bagi manusia, sebagaimana yang disebutkan dalam surah al israa ayat 82 “Dan Kami turunkan dari Al Quran (sesuatu) yang menjadi penawar  dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al Quran itu) hanya akan menambah kerugian.” Termasuk di dalamnya obat untuk penyakit hati di atas.
Meskipun membaca AlQuran tanpa mengerti maknanya juga mendapatkan pahala, jangankan gitu, senang mendengarkan orang membaca Quran loh diberi pahala. Namun di syiirnya sunan Bonang selain menganjurkan membaca AlQuran juga dengan menghayati maknanya.
Belakangan banyak sekali yang membaca AlQuran nya dengan suara dan lagam yang bagus, banyak juga yang bisa menghafalkannya bahkan sampe menjadi acara kompetisi di tv atau dimana-mana. Disatu sisi lain ada juga ketakutan akan kenyataan bacaan AlQuran hanya sampe ditenggorokan tidak bisa menembus sanubari. Disinilah penghayatan akan kandungan dari setiap ayat menjadi sangat diperlukan. Kenapa diperlukan? Ya untuk mengeluarkan dan medapatkan cara menemukan penawar dan rahmat yang terkandung di dalamnya sebagaimana disebutkan dalam surah al israa tadi. Cobalah kita lihat dan hayati satu persatu ayat alQuran insyaallah disitu akan ditemui berbagai kisah, dan contoh yang akan membawa kita ke jalan yang benar. Jika ingin cara bersabar bisa dibaca di surah yusuf, kalau ingin belajar ketabahan juga bisa meniru Nabi Nuh, jika pengen tau soal qiyamat silahkan baca surat waqiah, pengen tau bagamana mendidik anak bacalah surah al luqman, peengen tau bahaya rakus bacalah at takatsur, kisah tentang orang tamak, sombong, ujub serta hukumannya semuanya ada di dalam alQuran. Dan semua itu bisa kita temukan jika kita mau membaca alQuran, kemudian semua kisah itu akan menjadi pelajaran berarti jika tidak hanya kita baca tetapi juga kita pahami dan hayati..

2. Menjalankan Sholat Malam
Setiap malam kanjeng Nabi itu menghidupkan malamnya dengan beragam ibadah, dan salah satu ibadah yang rutin beliau lakukan adalah sholat tahajud, yang di artikel sebelumnya disebutkan beliau sholat sampe bengkak kakinya. Shalat tahajud adalah sholat sunnah yang dibadikan dalam alQuran salah satunya adalah di surah al Israa ayat 79 – 81 “Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji[79].Dan katakanlah (Muhammad), "Ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku)[80]. Dan Katakanlah, "Kebenaran  telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap[81]. Kalau dilihat dari terjemahan di atas, shalat tahajud bisa menempatkan yang melakukannya dengan ikhlas ditempat yang terpuji. Bagaiamana kita bisa mencapai tempat yang terpuji tersebut adalah hanya dengan pertolongan Allah, dengan jalan apa? Dengan jalan mengetahui mana yang hak dan mana yang batil, mana yang benar dan mana yang salah serta pertolongan kekuatan dan rahmat untuk bisa menjalankannya. Coba tengok do’a setelah sholat tahajud yang biasa dipanjatkan, disitu isinya mengakui dan memuji Allah dengan semua kuasanya serta permintaan akan pertolongan dan rahmat Allah. Kalau kita sudah terbiasa mengetahui, memuji dan memohon kepada Allah dengan penuh ke-ndingluk-an atawa tawadlu insyaallah kita akan terhindar dari kesombongan.

3. Berkumpullah dengan orang sholeh
Manusia memang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna, namun terkadang banyak perilaku dan kejadian yang akhirnya membuat manusia lalai dalam menjalankan misinya sebagai khalifah di bumi ini. Dua sifat yang melekat pada manusia adalah salah dan lupa. Dan ketika salah dan lupa itu melanda ada dua kemungkinan, kita bisa menemukan kesalahan itu sendiri atau tidak. Terkadang kita juga lupa apa yang sebaiknya dilakukan dalam hidup ini. Berkumpul dengan orang shalih, orang yang dengan kadar keilmuan yang tinggi dan kadar ibadah yang tinggi juga, mungkin bisa menjadi salah satu cara untuk mengoreksi diri kita. Keterbatasan ilmu pengetahuan kita bisa jadi menjadi penyebab ketidaktahuan kita terhadap segala kesalah dan dosa kita baik kepada Allah maupun kesalahan kepada manusia lainnya. Kurangnya ibadah juga bisa membuat hati kita begitu tertutup akan petunjuk-petunjuk yang sebenarnya diberikan oleh Allah kepada kita agar hidup selamat dunia dan akherat.
Keberadaan orang sholeh ini sangat penting untuk mengatasi hal-hal demikian. Maka menjadi penting untuk sering bergaul dan berkumpul dengan orang sholeh, setidaknya kita menjadi termotivasi untuk menjadi lebih baik, karena insyaallah orang sholeh tersebut tidak akan menjerumuskan kita ke hal-hal yang sesat.

4. Betah menahan lapar
Betah menahan lapar ini tidak ada hubungan langsung ke diet melainkan ke puasa. Iya puasa. Ibadah yang satu ini sungguh istimewah, salah satu keistimewaan ibadah ini dibandingkan dengan ibadah yang lain adalah dalam kedudukannya dihadapan Allah. Kalau ibadah lain itu diaturkan untuk hamba, sedangkan puasa itu untuk Allah, sehingga pahala dari puasa hanya Allah sendiri yang mengetahuinya.
Ibadah yang sangat rahasia, sehingga yang tau tentang ibadah ini hanya yang menjalankan dan Allah.
Ada banyak sekali jenis puasa, ada puasa wajib yaitu puasa bulan Ramadhan dan puasa sunnah. Puasa sunnah sendiri beragam macamnya, puasa senin kamis, Daud, ayamul bydh dan masih banyak lagi macamnya. Apapun jenis puasanya ada satu persamaan yaitu menahan lapar dari fajar hingga Maghreb. Lapar yang ditahan selama itu tidak lain sebagai bahan pelajaran untuk menaklukkan nafsu sebagaimana disebut bahwa perang melawan hawa nafsu ini jauh kebih berat dibandingkan dengan perang badar. Latihan yang terus menerus bisa jadi menjadi kunci bagaimana menaklukkan si nafsu ini. Sifat nafsu sendiri seperti energy, sangat susah dimusnahkan, namun energy bisa  diubah ke bentuk yang lain, makanya yang bisa dilakukan adalah mengalihkan nafsu tersebut menjadi hal-hal yang lebih berguna, nafsu makan dialihkan menjadi energy untuk berbagi ke sesama, nafsu melihat sesuatu yang tidak baik dialihkan menjadi semangat untuk mebaca ayat-ayatNya, nafsu menggunjing seseorang dialirkan menjadi tenaga untuk saling menyampaikan nasehat dan informasi-informasi yang baik dan berguna. Nafsu marah bisa dialihkan ke energy untuk saling menyayangi dan menjaga. Dibalik semua energy yang dikandung dalam pelaksanaan ibadah puasa tadi terdapat juga energy lain yaitu energy untuk merasakan bagaimana menjalani hidup ini dengan segala keterbatasan. Kehidupan yang kita jalani sekarang bisa jadi jauh lebih baik dibandingkan dengan manusia lain yang masih harus menanggung kelaparan saben saat. Disaat itulah diharapkan timbul rasa syukur dan cukup, sehingga kita tidak lagi bernafsu menumpuk-numpuk harta, tidak lagi rakus.

5. Memperbanyak dzikir pada malam hari
Kata dzikir ini kalau diartikan secara gampang adalah "mengingat". Apa sih yang mesti diingat sampai sampai di AlQuran disebutkan bahwa yang bisa membuat hati menjadi tenang tidak bergejolak itu adalah Dzikir? Tentunya bukan mengingat akan berapa banyak rupiah di rekening kita, berapa meter luas tanah kita, dan tentu bukan masalah kerjaan kita serta berapa jauh kita pernah berpetualang menjelajahi bumi ini.
Mengacu pada kalimat dzikir yang sering dibaca atau didengar, jawaban dari pertanyaan di atas mengenai apa yang bisa membuat hati adem adalah dengan mengingat kebesaran, kesucian, kebaikan serta yang paling penting adalah mengingat KeEsaan Allah swt. bukan deadline pekerjaan bukan nota dinas bukan juga omelan atasan.
Coba bayangkan ya, ketika kita disatu posisi menganggap begitu hebatnya karya atau pekerjaan yang telah kita lakukan, kemudian bandingkan dengan  melihat ke alam sekitar, rasakan keindahannya, resapi(subchanallah) tidak ada apa-apanya kita dengan semuakeindahan yang telah diciptakan oleh Dzat Yang Maha Suci itu.
Ketika kita merasa begitu miskin, kekurangan, terhimpit berbagai masalah, ingatlah hidung kita masih bisa menghirup oksigen, sel darah kita masih bisa menyalurkan oksigen itu keseluruh bagian tubuh, oksigen yang masuk nyampe juga ke otak, sehingga kita masih bisa berpikir dan hidup. Nikmati ceriahnya hari dan hangatnya mentari dengan tubuh kita. Masihkah kita tidak mengucapkan (alchamdulillah)? Kurang? Bagaimana dengan tidur nyenyak di rumah kita, bagaimana kita tidak kehujanan di jalan karena kita mengendarai mobil, bagaimana dengan gaji yang kita terima saben bulan, bagaiamana dengan hasil pertanian, perkebunan atau segala usaha kita, bagaimana kita bisa tertawa bersama anak dan keluarga kita, bagaiamana dengan makanan dan minuman yang sering kita santap, sudahkah kita mengucapkan terimakasih kepada Dia Yang Maha Pemberi dan Pemurah, sudahkah kita mengingat dan berdzikir, mengucap…Alchamdulillah
Disaat semua semua kebahagiaan semua keingan tercapai terkadang kita lupa, yang ada kesombongan, mengkerdilakan yang lainnya entah lewat harta, lewat kuasa, ataupun lewat kedudukan yang telah kita capai, sampai naudzubillah mindalik mengucapkan ini loh AKU. Segeralah melihat ke langit angkasa sana lihatlah semua planet, satelit yang ada di sana, lihatlah ke awan, lihatlah ke bulan dan bintang. Kemudian lihatlah ke lautan dengan segala isinya, gunung dengan segala kegagahannya, padang pasir, rerumputan, hutan dan segala yang merambat, merayap, berlari, terbang di bumi ini. Semuanya hanya diatur, dibangun oleh satu Dzat, Dzat Yang Maha Agung, Dzat Yang tidak pernah kesusahan untuk mengatur bumi dan langit beserta isinya. Allahu Akbar..Allahu Akbar..Silahkan sombong kalau memang kita sudah lupa akan semua kenyataan itu, selahkan berbangga jika kita sudah lagi tidak mengingat semua kebesaran itu.
Sejak kita dilahirkan sampai sekarang ini, berapa banyak sih kepala kita taruh bersujud di hadapannya? Lebih banyak mana dengan jumlah rakaat yang kita lalaikan, berapa banyak yatim piatu dan fakir miskin kita telantarkan disaat kita sibuk mengisi rekening dan perut kita. Atau mari kita sebutkan dan ingat dosa kita masing-masing, ayo kita mulai dari yang kecil sampai yang besar, ingatlah niscaya jiwa ini tidak akan bisa menanggung semuanya, dan hanya dengan mengharapkan ampunanNyalah jalan untuk kembali ke harkat martabat kita sebagai manusia. Mengingat semua dosa dibarengi dengan mengingat sifat pemaaf Yang Maha Memaafkan adalah sebentuk dari kalimat dzikir Astaghfirullah…
Hidup ini akan terasa hampa tanpa sinaran agama, pernahkah kita mengingat bagaimana bisa agama ini sampai ke kehidupan kita, tentulah karena satu orang, manusia biasa yang sangat luar biasa yaitu Kanjeng Nabi Muhammad saw yang telah dengan begitu sabar dan lembut memberikan suri tauladan bagaimana kita menjalani kehidupan di dunia yang fana ini dan bagaimana kita mempersiapkan untuk kehidupan akherat kelak. Seorang hamba Allah yang rela dengan ikhlas mengorbankan seluruh yang ada di dirinya untuk umatnya. Kalau kita baca lagi sejarah betapa beliau ikhlas menjalankan perannya sebagai seorang  Rasul, lihatlah betapa beliau dihina dengan dilempari batu dan kotoran, betapa nyawa beliau terancam pada saat akan hijrah dan lihat lah semua perjuangan beliau lewat perang-perang yang beliau lakukan bersama para shabat tidak lain hanya untuk menyampaikan kalimat “laa ilaha illa Allah” sehingga bisa didengar di seluruh penjuru bumi hingga nanti hari akhir. Pengorbanan tiada akhir yang sampai menjelang wafatnya beliau masih mengingat umatnya. Tidak hanya di dunia ini, syafaatnya lah yang kita tunggu tunggu di kehidupan berikutnya. Mungkinkah kita akan mendapatkan syafaatnya kalau kita tidak pernah menjalankan sunnahnya dan kita tidak pernah mengucapkan salam kepadanya, atau lebih parahnya kita menganggapnya sebagai manusia biasa saja. Come on gaesss, Gusti Allah dan para malaikatNya saja mengucapkan salam kepadanya, pantaskah kita untuk membatasi mengucapkan salam kepadanya, seberapa pantas kita untuk tidak bersholawat atasnya, gak kan? Untuk itu mari kita selalu ingat, berdzikir dengan bersholawat kepadanya. Allahumma Sholli ‘ala sayyidina Muhammad..
Dan puncak dari segala kehidupan ini adalah sampai diakhir hayat kita tetep bisa ingat, iman, dan melaflakan la ilaha illa Allah. Sebuah kalimat yang berarti penyerahan secara total kepada Allah, ndingkluk se ndingklukn-dingkluknya. Sebuah kalimat yang mengindikasikan kehambaan kita kepadaNya. Jika, kalimat ini bisa terpatri dan menyebar ke seluruh sel dalm tubuh ini, nisacya kita akan menjadi pribadi agung.
Tentu lafal dzikir tidak hanya yang tersebutkan di atas, masih banyak dan banyak lagi yang belum disebutkan, namun insyaallah intinya adalah sama yaitu bentuk ketidak mampuan kita serta permohonan, serta penyataan akan keagungan Gusti Allah Swt. Sunan Bonang dalam syiirnya ini mengatakan dzikir yang banyak tidak lain adalah untuk lebih menancapkan kalimat serta makna dzikir ini di sanubari dan otak kita. Bukankah otak itu laksana memory dalam sebuah perangkat elektronika. Memory yang akan menyimpan semua file yang diperlukan dalam melakukan sebuah proses logika. Bayangkan jika memory tersebut diisi dengan hal hal yang baik maka Insyaallah proses komputasinya akan menghasilkan perintah yang baik untuk dijalankan, begitu juga dengan tubuh ini, jika yang ada di otak dan pikiran kita lebih banyak yang baik maka Insyaallah perilaku kita menjadi baik. Ketika akan sombong ingat akan kebesaran Allah, ketika berputus asa ingat akan Allah Yang Maha Mengasihi, ketika akan menindas yang lain ingat akan kebesaran Allah. Begitulah ketika memory kita penuhi dengan dzikir kepadaNya yang Maha Kuasa.
Yang namanya dzikir tidak selalu dengan jalan melafalkan kalimat-kalimat thoyibah. Diharapkan dengan kebiasaan dzikir yang dilakukan oleh hati dan mulut akan memicu indra lain untuk bisa berdzikir kepada Allah. Melalui mata kita melihat ciptaanNya, ketika mata melihat itu diharapkan akan mengingat siapa Tuhan Maha Pencipta. Ketika mendengar deru ombak, lantunan ayat, lantunan sholawat ataupun kajian-kajian, kita, melalui telinga kita bisa mengingat kepada Gusti Allah yang Maha Adil. Bukankah soal pemanfaatan indra ini sudah pernah disinggung dan digaris bawahi di dalam alQuranul karim? Mari kita buka lagi al a’raff ayat 179 yang artinya kurang lebih ”Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.”
Loh Kok jadi panjang ya tulisannya…ya sudahlah, mohon maaf ya pemirsa…
Pada akhirnya semoga kita bisa Istiqamah melakukan lima perilaku di atas, sehingga ruang yang ada di alam bawah sadar kita, hati sanubari yang terdapat di dalamnya terpenuhi oleh kebaikan. Layaknya doa setelah sholat witir mari kita selalu memohon hati yang khusuk, hati yang bisa mengarahkan tubuh ini untuk beribadah kepadaNya, hati yang bisa membuat kita selalu tawadlu ndingkluk. Ya Muqallibal qulub tsabbit qalbi 'ala dinika - wahai Dzat yang membolak balikan hati, tetapkanlah hatiku atas agamaMu (doa takhiyat akhir).

Wallahu a'lam bis showab
Cak S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar