Teman-teman, mungkin banyak diantara kita yang sehari-hari
tidak bisa lepas dari aktifitas berkendara, berangkat sekolah, kerja, ataupun
bepergian ke berbagai tujuan. Baik itu kendaraan pribadi ataupun angkutan umum.
Dan mungkin kebanyakan juga menggunakan kendaraan bermotor, apakah sepeda motor
ataupun mobil. Kalau sudah terbiasa berkendaran bermotor, tentu teman-teman
bisa dengan mudah menjawab pertanyaan berikut, apa yang membuat kendaraan
tersebut bisa berfungsi? Tuh mudahkan menjawabnya. Diantara yang mempunyai
pengaruh menghidupkan kendaraan tadi adalah ketersediaan Bahan Bakar, jenisnya
bisa bensin ataupun solar, baik itu dengan oktan yang rendah ataupun oktan
tinggi. Pemilihan BBM ini tentunya sangat berpengaruh pada kinerja engine nya.
Setelah beberapa hari memperhatikan proses pengisian BBM dan
pengaruh waktu pengisian, sampailah aku pada satu pemikiran tentang keimanan.
Kurasakan kok ada korelasi antara BBM dan iman. Yaitu keduanya sangat berperan
penting dalam kehidupan, BBM berperan penting dalam kehidupan mesin, sedangkan
iman sangat penting kedudukannya bagi manusia dalam menjalani kehidupan. Mesin
tanpa bahan bakar tidak bisa jalan, dan manusia tanpa iman sepertinya juga akan
susah menjalani kehidupan. Seperti yang diilustrasikan oleh gambar di kaos,
seperti BBM, namanya iman juga bisa berkurang dan lama-lama bisa juga habis.
Kanjeng Nabi pernah dawuh bahwa yang namanya iman itu bisa bertambah atau
berkurang. Yang menjadi problem yang sangat berat adalah bahwa kita tidak tau
atau tidak mau tau melihat keimanan kita naik atau turun, aku pribadi masih
jarang melihat indikator keimanan ku, bahaya sekali yang aku lakukan ini karena
once iman itu habis maka niscaya hancurlah diriku ini. Sering kali aku lupa
bahkan menunda merecharge bahan bakar imanku. Kalau mobil atau sepeda, indikasi
kekurangan BBM sangat mudah dilihat, baik dari jarum petunjuk maupun dari lampu
led indikator. Nah, kalau iman, bagaimana indikasinya?
Aku pribadi tidak begitu peka dan tau akan indikasi-indikasi
tersebut. Satu hal yang kupegang selama ini, jika ibadah sudah mulai ogah
ogahan dan pembiaran maksiat maksiat kecil sudah kulakukan, di saat itulah aku
merasa keimanan ku mulai luntur, dampaknya hidup gelisah, tanpa arah, dan
bingung.
Menurutku, dalam proses pengisian iman tidak ada yang
namanya fuel, meluber atau kelebihan. Ini terutama bagi orang yang lemah
sepertiku, gimana tidak, dengan bertambahnya amalan ubudiyah yang dilakukan
rasa-rasanya masih belum bisa menutupi apa yang sudah dianugerahkan oleh Allah,
masih sangat jauh. Apalagi cecunguk seperti aku ini masih sering saja
bertambahnya ibadah dibarengi dengan bertambahnya kesombongan dan kecongkakan.
Merasa orang lain ada di bawahku, ibadah nya orang lain ga sempurna, padahal
aku sendiri masih belum istiqamah menjalankan apa yang tadi menjadi penyebab
kesombonganku. Baru sholat tahajud sekali saja rasanya diriku sudah bisa
terbang mangangkangi yang lainnya. Baru puasa berapa hari saja sudah merasa
yang paling hebat tirakatnya dibanding orang sekitarku. Parahnya lagi adalah
yang kusombongi adalah Gusti Allah sendiri, karena ku merasa sudah sholat,
shodaqah, bersholawat berbuat baik, ehhh...kalau minta sangat maksa dan minta
semua keinginan dikabulkan. Oleh karena itu menurutku tidak pernah iman ini
full..ada saja penghalangnya. Makanya prinsip yang kupegang saat ini adalah
terus mengisi tangki BBM imanku. Dan yakinlah itu susah bingits. Dan bukan
berarti tidak bisa dilakukan.
Pernah kuceritakan kepada beberapa orang bahwa yang namanya
beragama itu harus dengan paksaan. Maknanya kita harus bisa memaksa diri kita
untuk bisa meningkatkan ibadah, memaksa untuk bisa bersyukur, memaksa untuk
bersabar, berbuat baik dan berbagi. Karena bagiku pribadi aku tidak tau pasti
kualitas ibadahku. Seperti halnya dalam pekerjaanku di perusahaan, untuk
meningkatkan jumlah customer base salah satunya adalah dengan memperbanyak
sales. Maka dalam hal menambah kadar keimanan satu-satunya cara adalah dengan
terus dan menambah jumlah ibadah sembari memperbaiki kualitas ibadah tersebut.
Contoh simplenya adalah aku ga perlu nunggu bisa shodaqah 10 juta untuk
bersedeqah. Aku bisa mulai dengan mulai bersedekah seribu, dua ribu, lima ribu
dan seterusnya.
Begitu juga perhatian terhadap hal-hal yang bisa mempercepat
berkurangnya BBM, kebut-kebutan, main gas dan rem, dan main rpm tinggi.
Kegiatan tersebut menurut beberapa yang faham otomotif adalah kegiatan yang
bisa mempercepat konsumsi BBM. Bagaimana dengan iman? Yang mempercepat
berkurang nya iman antara lain adalah bertambahnya kemaksiatan yang kita
lakukan. Coba kita teliti semua indera yang dititipkan Allah kepada kita,
bagaimana kita mempergunakannya? Untuk beribadah atau malah digunakan
bermaksiat? Mulai dari ujung kepala sampe ujung kaki. Kenyataan ini menambah
keyakinanku tentang pentingnya nasihat taqwa setiap kali khutbah jumat. Khatib
selalu mengingatkan jamaah untuk terus melaksanakan sekuat tenaga perintah
Allah dan menjauhi semua laranganNya. Akan sangat berat menambah keimanan kita
ketika tidak melaksanakan ketaqwaan. Salah satu ciri dari taqwa adalah sikap
malu, malu kepada Allah, malu ketika kita menggunakan anugerahNya malah untuk
melawan perintahNya. Dan di sinilah sikap tawadlu itu perannya sangat penting,
ndingkluk.
Tangki BBM jika kita biarkan sering kosong akan dimasuki
angin, kondisi ini bisa berpengaruh pada performance mesin. Begitu juga
kehidupan ini, jika tidak kita penuhi dengan keimanan, maka akan masuk angin
kehidupan kita, baik di alam dunia ini, lebih lebih besok di akherat.
Ya Allah, hanya kepadaMu kami memohon pertolongan. Kami
mohon bantuan Mu supaya kami tetap menjadi hambaMu yang beriman.
Wallahu a'lam bishowab
Bali camp, Tabanan, 11 Maret 2017
Cak S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar