Minggu, 26 Februari 2017

Indonesia tetep Cool

Terus terang tidak ada cerita khusus di balik design kaos yang satu ini. Design ini pernah kubuat tapi dengan sedikit perbedaan, kalimat di design awal "today let's try & make Indonesia wonderful " namun kali ini sengaja diubah menjadi "today let's try & make Indonesia stays cool" seketika ketika di salah satu group wa yang kuikuti ada yang bilang kalau saat ini keadaan Indonesia panas. Setelah sebelum nya dia memposting me reshare tepatnya pendapat salah satu politikus yang menganggap kondisi Indonesia saat ini dalam kondisi panas, ini berkenaan dengan pilgub DKI yang akhirnya merembet ke mana mana.
Melihat, membaca dan memperhatikan postingan yang belakangan sangat marak mengenai karena kondisi politik yang sedang terjadi. Kondisi saat ini boleh jadi dipicu semakin banyaknya orang yang tiba-tiba pandai berkata soal politik bahkan ga sedikit yang berkenaan dengan agama. Parahnya lagi, sengaja atau tidak, jadi seperti ajang adu kehebatan opini. Source atau dasar pemikiran sudah mulai diabaikan aturan diterjemahkan sendiri, dan yang paling parah comat comot hadits bahkan ayat Quran sebagai legitimasi kebenaran dia. Mungkin sudah lupa akan apa makna dan hakikat ril yang dikandung ayat ayat tadi. Loh, maafkan aku, aku lupa klo tidak punya hak untuk menilai mereka, maafkan ya teman.
Jadi teringat obrolan dengan sobat, komek yang baru saja berpulang. Entah kena sambet apa dia, tiba-tiba bertanya tentang bagaimana desa tempat tinggal kami bisa aman dan tentram. Ngobrol ngalur ngidul sampailah pada beberapa point, bahwa kampung ini aman ada syaratnya. Satu, pemimpinnya harus adil, pemimpin adil itu akan terjadi jika dan hanya jika dia tahu dinamika dan kondisi masyarakat yang dipimpinnya. Melayani bukan dilayani menjadi salah satu kunci yang lain. Kedua, alim ulama yang jujur, alim/guru yang menuntun masyarakat menemukan jalannya bukan untuk membodohi masyarakat dengan keluasan pengetahuannya. Ketiga, orang kaya yang ga pelit, bagaimanapun yang namanya modal materiil itu sangat penting. Tentu kalian masih ingat "revolusi dan reproduksi membutuhkan basis material yang kuat" hehehehehe. Kalau yang kaya-kaya itu tidak sudi mengeluarkan hartanya untuk kemaslahatan umat maka besar kemungkinan akan lambat perbaikan masyarakatnya. Syarat yang lain belum sempat kami bahas karena saat itu ngantuk sekali. Ini hanya cerita loh ya bukan sebuah hopotesa atau teori yang bisa kalian amini langsung.
Pertanyaan komek selanjutnya adalah bagaimana caranya kita bisa berkontribusi? Jawabku singkat waktu itu, ya jalankan fungsi kita masing2 dengan maksimal. Kalau komek itu adalah owner warkop maka ya sediakan  kopi yang enak, syukur-syukur hargane murah, aku selaku pegawai ta bekerja yang baik, disiplin dan kalau sudah gajian jangan lupa hak2 fakir miskin, yatim dan sebagainya, kalau kamu pedagang ya berdaganglah dengan jujur, jangan mark up harga tinggi-tinggi atau jangan engkau kurangi timbangannya. Kalau kamu pemimpin ya mari ajak masyarakat menuju aktifitas kebaikan jangan hanya engkau peras rakyatmu tapi layani dan puaskan mereka. Jika engkau guru ya tolong ajari didik anak didikmu menjadi manusia yang merdeka, didik mereka supaya cinta pada negara nya, beri contoh kepada mereka bagaimana menghargai sesama. Atau apabila kamu seorang ulama ataupun cerdik pandai, ya sampaikanlah kebenaran itu dengan cara yang latief, penuh kelembutan, beri bukti, ajari kami bagaimana agama adalah jalan menuju kedamaian dan tuntulah kami menuju jalan yang diridoiNya, ajarkan dan contohkan ke kami agama yang diturunkan sebagai rahmatan lil alamin itu. Jangan malah engkau adu kami, jangan malah engkau kotak kotakan kami dan jangan malah engkau jual kami. Sebagai seorang siswa ta belajar yang baik, bersunggguh sungguh sehingga waktumu itu untuk meng upgrade knowledge dan kemampuan yg lain, bukan untuk tawuran dengan sesamamu, belajar. Sebagai orang kaya, ya bagilah rejekimu itu ke kanan kirimu, saudaramu kampung dan lingkunganmu jangan malah hartamu itu untuk membeli kami. Andaikan kita jadi kaum miskinnya, ayo be kerja lebih giat, dikurangi jajannya, ditambahi stukurnya, dikurangi mengutuk yang lainnya. Barangkali jadi aparat hukum, ya tegakkan hukum ke siapapun. Yang adil ke semua jangan pilih kasih ke yang bayar lebih saja. Insyaallah kalau semua sudah menjalankan fungsinya dengan maksimal dunia ini terutama Indonesia tidak akan sepanas yang ada di group wa, fb dan socmed yang lainnya.
Hai kamu yang suka posting2 penuh kebencian dan hasutan, sudah lah hentikan, gantilah dengan postingan yang menyejukkan dan menggerakan ke kebaikan. Yang biasa meneriakkan pendapatnya di jalan, yuk disampaiakan dengan santun. Harus bisa dibedakan mana yang jualan racun tikus dan mana yang mengajak ke kehakikian hidup ini.
Setelah keliling ke beberapa daerah di Indonesia aku masih punya harapan besar bahwa bangsa ini akan menjadi bangsa yang adem dan satun. Sekarang terserah kalian mau bikin negeri ini panas atau adem. Kalau aku pengen yang adem aja, so mari kita berikhtiar maksimal dan bertawakkal dengan penuh ketawadhuan memohon pertolongan dari Gusti Allah. 
Berikut kami cuplikan dari kitab Wasailus Syi'ah karangan syech Muhamad bin hasan bin Ali yang memuat dawuh sayyidina Ali ra:
"Yang banyak bicara akan banyak salahnya. Yang banyak kesalahannya akan sedikit malunya. Yang tidak merasa malu hilang wara'nya. Dan yang hilang wara'nya akan mati hatinya serta nerakalah tempat kembalinya."

Dan cerita kali ini akan ditutup dengan *bekicot mangan kelopo, kakean cocot mlebu neroko"

Wallahu a'lam bishowab 
3 February 2017, cerme gresik 

CakS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar