Miracle Fruit |
Belakangan ini seneng banget dan gembira ketika
tanaman-tanaman buah di halaman depan rumah mulai berbunga ,berbuah dan
sebagian juga sudah terpetik sekaligus ternikmati. Salah satu tanaman yang
paling ditunggu berbuah adalah miracle fruit, buah ajaib kalau diterjemahkan
bebas. Alchamdulillah akhirnya berbunga dan berbuah meskipun belum bisa
dipetik karena masih kecil dan belum ranum. Dan meskipun setelah acara lebaran kemarin
hilang buahnya.
Miracle Fruit – sekilas saja
Synsepalum dulcificum, loh apa itu? Untuk mengeja dan
menghafalnya mungkin susah, gampanganya adalah, si dia adalah sejenis berry
yang biasanya tumbuh di dataran Afrika Barat terutama di Ghana. Lebih dikenal
juga dengan nama miracle fruit, sweet berry dan beberapa sebutan lainnya.Yang membuat buah berry yang satu ini disebut “miracle”
“ajaib” adalah adanya zat yang disebut miraculin. Apa itu meraculin? Biasanya
zat ini juga digunakan untuk pemanis pengganti gula. Pada buah ini zat
meraculin tersebut menimbulkan efek manis, jadi setelah memakan buah ini, ketika
kita makan buah atau apapun yang terasa asam menjadi manis.
Cara bekerjanya miraculin yang termasuk dalam molekul
glycoprotein ini adalah ketika molekul ini melekat pada lidah setelah kita
makan buah ini. Ketika pada kondisi asam, ph rendah makan miraculin akan
mengikat protein, sehingga akan me-trigger sweet receptors di lidah kita,
sampai molekul itu hilang oleh air atau air ludah kita maka akan terus
merasakan manis.
Buah ini juga ada manfaatnya loh, karena ada kandungan
miraculin, buah ini bisa dijadikan pengganti gula sehingga cocok untuk yang
sedang melakukan diet gula. Bisa juga dipakai untuk menipu rasa dari
sayuran—bagi yang tidak suka sayuran karena rasa sayuran akan terasa manis
semua. Bisa juga untuk orang yang sedang terapi kanker loh, kan biasanya yang
lagi terapi lidah terasa pahit, lah bisa memakan buah ini biar terasa tidak
terlalu pahit.
Nah, sudah sedikit ada gambaran kan soal buah miracle
ini, selanjutnya yukk lihat apa ada hubungan antara miracle fruit ini dengan
rasa syukur. Semoga masih sabar membaca…
Sekelibat Tentang Syukur
Sebegitu pentingkah syukur itu sampai Gusti Allah
menyampaikan dawuh tentang syukur? Tentu sudah tidak asing lagi kalimat “barang
siapa bersyukur niscaya akan Aku tambahkan nikmat, dan barang siapa
kufur/tidak bersyukur maka sesungguhnya adzab Allah sungguh berat”.
Ungkapan lain tentang syukur yang biasa kita dengar
adalah kita tidak akan mampu menghitung berapa banyak Nikmat Allah yang telah
dianugerahkan kepada kita. Gak usah jauh-jauh lihat aja di sekitar tubuh kita,
mata yang bisa melihat indahnya dunia, telinga yang bisa mendengarkan
nada-nada, hidung yang bisa digunakan untuk menghirup udara yang akan mengisi
rongga-rongga paru-paru.
Akhirnya apakah kita tidak malu ketika semua nikmat tadi
tidak diimbangi dengan penghambaan kepada Allah. Bukan kah kita hidup ini atas
kuasa Allah, dan bukankah hidup dan malu ini berasal dari suku kata yang sama
dalam bahasa arab. Jadi malu rasanya diri ini jika mata, telinga, hidung, semua
panca indera yang sudah didapat ini tidak digunakan untuk beribadah kepadaNya.
Belum lagi nikmat hidup dan iman. Bagaiamana nikmat hidup tersebut kita maknai?
Sudahkah nikmat yang berupa hidup ini benar-benar kita gunakan untuk beribadah,
bermanfaat bagi sesama atau hanya merepotkan manusia lain serta merusak
keindahan alam ini?sudah kah mata yang diberikan ini kita gunakan untuk melihat
ayat-ayatnya atau malah untuk melihat kemaksiatan?sudahkan mulut yang tidak
pernah mengeluh ini kita gunakan untuk menyebut nama-nama indahNya, berdzikir
atau hanya kita gunakan untuk menggunjing, memfitnah, menyampaikan berita bohon
atau hanya untuk mengadu sesama manusia? Sudahkan ilmu yang sudah diberikan
kita gunakan untuk bertafakur kepadanya atau hanya kita gunakan untuk mencari
alasan untuk menjauhi perintahNya? Sudahkah waktu yang disediakan olehNya sudah
kita manfaatkan untuk mendekatiNya atau malah untuk berleha-leha sambil
bermaksiat.
Sungguh besar nikmat yang diberikan Allah, sungguh malu
rasanya jika kita tidak bisa mengabdi kepada yang telah memberi kita kesempatan
menikmati ciptaannya di bumi yang sedang kita pijak saat ini. Kita harus malu,
bukankah tidak sempurna keimanan seseorang
sampai ada rasa malu di hatinya, malu dihadapan Allah.
Bayangkan jika mata yang biasanya melihat serpihan cahaya,
tiba-tiba hanyalah kegelapan yang didapati. Bagaiamana jika suara nada-nada
tiba –tiba hanyalah keheningan yang dirasakan? Bagaiamana jika jantung yang
tidak pernah bosan berdenyut dan memompa darah mengalir keseluruh arteri
tiba-tiba mogok bekerja apa yang bisa kita perbuat? Bisakah ilmu kita
memanipulasinya, bisakah harta, kekuasaan,
jabatan dan koneksi kita bisa memaksa kembali jantung untuk bekerja.
Yakinlah semuanya tidak akan berguna jika sang malaikat maut mulai bekerja.
Pada buah miracle, rasa manis itu timbul ketika kita
memakan yang asam, Lalu kapan rasa syukur itu timbul/harus timbul?jawabannya ya
pada saat kita merasakan berbagai rasa, tidak hanya ketika merasa manis, senang
dan bahagia, melainkan ketika kita merasakan rasa sedih, terpuruk, dalam
kondisi yang tidak enak semua harus disyukuri. Ketika kita mendapatkan nikmat,
apapun itu biasanya kita akan mengucapkan alchamdulillah dan mensyukurinya,
namun tidak jarang seperti halnya yang kulakukan adalah malah membuat aku
terlena untuk beribadah dan disaat seperti itulah kurasakan beberapa nikmat
mulai berkurang, hati mulai gampang gelisah, pikiran mulai melantur dan diambil
beberpa kenikmatan yang lain. Makan sate yang enak masih saja merasa tidak
enak, makan soto paling enak rasanya biasa saja dan sebagainya. Ini adalah
contoh salah, jangan ditiru ya. Disinilah syukur tidak kumaknai sebagai upaya
perbaikan hubungan dengan Sang Khaliq, padahal semakin banyak nikmat yang
diberikan, maka kalau menggunakan persamaan matematika sederhana harusnya
tingkat ibadah kita harus bertambah juga. Begitu juga ketika dilanda sakit atau
kemalangan, terkadang juga terlalu mengeluh kepada Gusti Allah, terkadang kita—eh
aku, tidak ingat bisa jadi ketika dikasih kesehatan kita lali dengan melakukan
pola-pola hidup yang tidak sehat, lupa waktu, tidak beristirahat dengan cukup
karena mengejar duniawi. Mungkin di saat sakit kita dekat denganNya namun
diberikan sehat kembali lagi melupakanNya.
Dengan hati yang lapang menerima semua keadaan yang sudah
dinashkan oleh Gusti Allah inisyaallah secara tidak langsung akan membuat wajah
kita menjadi lebih sejuk untuk dipandang. Bukankah inner beauty itu akan
mempengaruhi outer beauty juga?. Tidak hanya itu dengan menyadari semua
kenikmatan, kekayaan. Dan kenyamanan yang didapat semata-mata adalah karunia
Allah maka akan semakin ringan tangan ini untuk membaginya kepada yang lain
terutama bagi yang membutuhkan. Jika semua nikmat itu diyakini hanyalah biah
dari kerja keras, ibadah atau dari yang lain selain Allah maka insyaallah akan
berat juga untuk mengeluarkan dan berbagi dengan yang lainnya. Jika hati sudah
bersih, tangan yang ringan untuk membantu insyaallah orang yang benar-benar
bersyukur akan mempengaruhi orang lain dengan tutur katanya yang sejuk, dan
nasihat-nasihat yang keluar dari mulutnya adalah nasihat yang baik, karena
sumbernya yaitu hatinya sudah baik. Yang keluar dari lisannya adalah kata-kata
yang bijak positif, menyemangati dan bukan yang kata buruk seperti menghardik,
mengolok-olok, pesimis dan lain sebagainya.
Kekayaan, kebahagian tidaklah ditunjukkan oleh gendutnya
perutmu, berjejernya mobil kerenmu, megahnya tempat tinggalmu, tapi hatimulah
yang harus kaya. Jika hati kita kaya maka insyaallah kita bisa memaknai semua
nikmat Allah yang tidak akan pernah bisa kita hitung itu. Syukur adalah salah
satu cara memperkaya hati, dengan syukur insyaallah kita tidak mudah iri akan
kemapanan hidup seseorang, tidak akan berbangga di atas kenistaan seseorang.
Dan di sinilah bisa dicocok-cocokan antara miracle fruit dengan syukur. Jika
Miracle fruit bisa memanipulasi rasa asam menjadi manis, rasa syukur tidak
hanya memanipulasi, tapi merubah kepahitan, kegetiran hidup menjadi kehidupan
yang manis.
Semoga gusti Allah menjadikan kita orang-orang yang
bersyukur selalu…
Surabaya, 04 Juli 2016 bertepatan 29 Ramadhan
cakS
Aminnnnnn,syukur sering Kita denger,namun tidak mudah pada kenyataannya.
BalasHapusaamiiin..nggih, mari kita berusaha dan berdoa semoga menjadi manusia yang bersyukur
BalasHapus