Alchamdulillah, hanya karena kemurahan dan welas asih dari
Gusti Allah, beberapa hari yang lalu bisa Melaksanakan puasa bulan Ramadhan.
Sebuah rangkaian ibadah yang bertujuan menjadikan kita orang yang bertakwa.
Semoga puasa dan semua ibadah kita diterima dan kita bisa dipertemukan lagi
dengan bulan Ramadhan.
Pernah suatu ketika Kanjeng Nabi mengatakan kepada para
sahabat Nabi setelah perang badar bahwa akan ada lagi perang yang jauh lebih
berat daripada perang badar yaitu perang melawan hawa nafsu. Dan, salah satu
peran penting dari puasa adalah melatih melawan hawa nafsu. Yang biasanya boleh
dilakukan menjadi ada pembatasan. Makan minum yang seyogyanya bisa kapanpun
dibatasi waktunya dari maghreb sampai
fajar saja. Begitu juga perihal hubungan suami istri. Selain
pembatasan-pembatasan tadi, saat berpuasa kita juga dianjurkan untuk mengurangi
bahkan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang buruk seperti menggunjing, dengan
dalih akan mengurangi pahala puasa.
Di bulan Ramadhan kalau kita rasakan nikmat sekali untuk
beribadah, jamaah di masjid bertambah, orang-orang pada semangat membaca
AlQuran baik sendiri maupun tadarrus di musholla, surau maupun di masjid.
Sungguh indah bulan Ramadhan yang penuh rahmat ini.
Setelah bulan mulia itu berlalu, ada yang terngiang di
pikiranku, yaitu kenangan saat berbuka puasa. Sungguh jelas tergambarkan betapa
aku sibuk memikirkan, membayangkan menu buka puasa saben harinya. Mulai dari
menu, wujud, porsi, warna sampe rasanya.
Bahkan sangking pengennya sampai sampai telfon janjian dengan pedagangnya.
Semua pengen dibeli, pengen dimakan. Padahal pada akhirnya tidak semua yang
dibeli tadi bisa habis dimakan. Kini, setelah bulan itu berlalu, kelakuanku pas
waktu buka tadi sepertinya cocok banget dengan yang pernah didawuhkan oleh
Kanjeng Nabi, semisal manusia itu diberikan satu gunung maka dia akan bertanya
mana gunung kedua, ketiga dan seterusnya. Rakus. Itulah gambaran bukaku.
Dirunut runut sampai lah pada suatu pertanyaan
"diterima ga ya puasaku ini?" Ketakutan ini didasarkan pada salah
satu tujuan puasa yaitu menahan nafsu. Setelah seharian bisa menahan rasa lapar
dan dahaga, eh..pas bedug bahkan sebelum bedug hati dan pikiranku dipenuhi
nafsu untuk mengisi perut. Sampai pada pemikiran ternyata aku terjebak di saat
buka, seakan tidak artinya menahan nafsu seharian, kalah dengan nafsu 5menit.
Ya Allah, jadi sangat malu. Sering orang bilang kalau sedang
bermasalah terhimpit kehidupan orang akan mengingat Allah, banyak orang yang
diuji olehNya dengan petaka lebih sabar daripada ketika diuji dengan
kenikmatan.
Terkadang usaha, ikhtiar kita begitu besar saat menghadapi
permasalahan. Namun ketika masalah itu dicabut olehNya, terkadang kita malah
melakukan hal hal yang menjerumuskan kita ke masalah yang lain. Dan semua itu
biasanya diawali dengan nafsu yang jelek.
Buka puasa mengajarkan kita bagaimana menyikapi keberhasilan suatu pernjuangan. Jangan terbutakan oleh
keberhasilan. Ketika diawal sudah kita niatkan dengan sungguh sungguh hanya
untuk beribadah kepada Allah maka saat keberhasilan itu datang, ingatlah semata
mata itu hanya karena rahmat dari Allah swt. Disini pentingnya mengatur niat
karena secara tidak langsung niat akan me drive seluruh organ untuk berjalan
sesuai niat. Dan tidak ada niat yang lebih baik dari seorang hamba kecuali
untuk beribadah kepada penciptanya.
Puasa sangat penting untuk membiasakan diri menahan nafsu
yang jahat. Karena semakin sering berlatih insyaallah tubuh, hati dan pikiran
akan semakin terbiasa menghadapi godaan godaan yang biasanya datang dari nafsu.
Semoga kita bisa berpuasa dan berbuka dengan baik. Dan, mulai dari tulisan ini
dibuat, sudah kubulatkan untuk belajar berpuasa yang baik dan benar. Semoga
Gusti Allah meridloi.
Cerme, 160716,
Belajar poso yuk.....
CakS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar